(8) WAKTU DAN CINTA
Setiap insan mendambakan cinta sepanjang usia
karena cinta bagaikan air dan api kehidupan.
Meskipun dalam keletihan menggenggam hakikat mahkota
cinta yang tersaji bagai bara api, pencinta tetap merindukan
aliran cahaya energi waktu tuk bercinta.
Cinta kan senantiasa dalam kehampaan bila tanpa waktu,
waktupun kan menjelma dalam kerugian tanpa cinta.
Demi sebuah kemuliaan, pencinta harus tetap terjaga
setiap detik demi detik dalam bingkai mahligai
akad waktu dan cinta suci dengan-Nya.
Cinta suci tak kan pernah melukai hati setiap wujud
yang dicipta di sepanjang jejak ruang dan waktu.
Hakikat cinta tak kan pernah ternikmati tanpa waktu,
waktu pasti kan membenci, membunuh bila tanpa cinta.
Sejatinya setiap pencinta berjuang membangun makna
diri di atas mahkota waktu dan cinta, walau hanya
setetes makna kebahagiaan yang tergenggam
Renungkan! Bila waktu berlalu tanpa cinta-Nya, pastilah wajah
kan menjelma dalam kekecewaan dan kehinaan abadi.
Malang, Oktober 2009.
(9) MAKNA PENGETAHUAN
Kelahiran merupakan awal perjuangan mencari pemaknaan
segala wujud, meski tangga yang didaki membutuhkan
pengorbanan sekujur tubuh tanpa sisa.
Hakikat makna pengetahuan adalah renungan suci
disepanjang pengembaraan pencinta penuh keterbatasan
tentang pemaknaan ayat-ayat Pencinta.
Pengetahuan menjelma dalam pemahaman dan pemaknaan
makna cahaya hidup, tapi tidak setiap pencinta mampu
menangkap cahayanya karena terbungkus kenisbian.
Upaya pemaknaan suci pencinta tentang hakikat hidup bagai
terpadunya sinar matahari dan bulan yang tak pernah letih
mengisi relung kehidupan siang dan malam.
Makna pemahaman, pemaknaan kan berarti bila lekat bagai
siang-malam tuk menyentuh hajat hidup disegala warna
di atas garis-garis kristal suci Sang Pencinta.
Refleksi pemaknaan pencinta disegala warna, tak pernah tersaji
dengan anggunnya bila bercerai dari qauliyah-kauniah-Nya.
Pemahaman, pemaknaan yang tersaji di jagat ciptaan Pencinta kan
memperkokoh mahkota relativitas, janganlah pemahaman
bersemayam dalam singgasana pemujaan nisbi.
Ingatlah! Aku Pencinta hanya meneteskan setitik cahaya
pemahaman dan pemaknaan padamu tentang fenomena
di tengah cahaya pemaknaan-Ku tak terhingga
Malang, Oktober 2009.
(10) PENGEMBARAAN
Dia selamanya Pencinta Yang Tercinta, maka jangan pernah
putuskan aliran waktumu dan perjuangan nafasmu tuk
mencipta dalam bentangan iradah Cipta-Nya.
Dia selamanya Pemaaf, meski sepanjang usiamu
melukai-Nya dengan sejuta wajah pengkhianatan walau
tersembunyi di kedalam hati dan pikiran.
Dia selamanya berada di puncak Singgasana Pengasih, maka
datanglah setiap saat pada-Nya tanpa wasilah walaupun
sekujur tubuhmu terbalut penuh noda hitam pekat .
Dia menanti penuh kesetiaan akan kehadiranmu tanpa jasad,
maka hadirkan kesucian hati pikiranmu tanpa buruk sangka.
Hanya kebersihan hati yang mempertemukan cinta sejati disetiap
langkah pengembaraan yang pernuh dengan onak dan duri
Sadarilah Dia Sang Pemilik cahaya ilmu keabadian, maka tak perlu
berpaling dari sinar samawi-Nya, meski sejuta manusia
memanjakan, menyanjung jejak langkahmu yang terbatas..
Sejatinya setiap pengembaraan terselimuti oleh kegalauan,
keterbatasan, keletihan daya, kelemahan diri dan
asing pada cipta, sabarlah dalam bingkai ujian-Nya.
Renungkanlah! Pengembaraan yang tiada pemahaman akan
cinta-Nya, hanyalah membawa derita abadi anak negeri
dan menangisnya alam penuh ratapan tanpa henti
Malang, Oktober 2009.
(11) PENGAMPUNAN
Tiada tempat bersandar disetiap jejak hidup sang pencinta
kecuali sandaran suci-Mu yang takterhingga.
Diri hanya bagai sebiji sawi yang Kau cipta yang tak pernah
bisa bernafas di samudra cinta tanpa Cinta murni-Mu
Semua cipta, rasa, karsa pencinta tak pernah lepas sedetikpun
dari genggaman kemuliaan-Mu baik diminta atau tidak.
Rabbi, hamba-Mu kan selalu menaiki tangga yang patah tanpa
aliran sumber kehidupan dari Cinta-Mu yang taktergadaikan.
Hamba-Mu menyadari akan keluasan Cinta-Mu takterhingga meski daku
sepanjang waktu menyuguhkan lumuran darah kehinaan.
Hamba-Mu tak pernah putus berjalan diatas bara api perjuangan
demi meraih air suci pembersih dari-Mu walau hanya setetes.
Wahai Kekasih tak pilih kasih, lembaran suci yang terbentang
di panggung karya pastilah mengkisahkan cerita tanpa
kata, menyuguhkan hidangan tanpa kelezatan dan
mematikan segala rasa ciptaan bila jauh dari-Mu.
Maafkan Wahai Tercinta!, walau sejuta mata memandang
ketidaklayaanku menghampiri-Mu yang tak pernah memilih
pencinta tetap bersimpuh disepanjang waktu mengharap ridha-Mu.
Ingatlah! Sujud dan bersimpuhlah pada-Ku pasti Kubentangkan
samudra maaf-Ku, walau seujung rambut kau takpernah menduga.
Malang, Nopember 2009
(12) HAKIKAT NAFS
Nafs adalah api yang sulit dipadamkan, bagai
penggembala memaksa menyatukan domba-dombanya.
Nafs selalu menjelma bagai cahaya hitam pekat yang
mendinding segala karya tuk mengukir kenistaan demi kenistaan.
Nafs menari-nari dengan sejuta pasukan maya penuh pesona
di atas lumpur kedengkian, kesombongan dan ketidaktulusan.
Nafs dikala duka kan bersimpuh mengharap belas kasih-Nya,
dikala suka tak pernah malu mengklaim sebagai Tuhan.
Nafs suatu tabir gelap menyelimuti pengembaraan pencinta
dalam upaya memaknai cahaya insaniyah-Illahiyah.
Nafs bagai tanah kering yang siap menelan sejuta tetesan
karunia-Nya tanpa sanggup menumbuhkan buah kehidupan.
Nafs tidak pernah mampu menangkap makna dibalik makna hidup,
tidak mampu menatap hakikat fenomen dibalik fenomena hidup,
Nafs cenderung menggoda setiap jasad dengan nyanyian keindahan,
kelezatan, kemanisan kehidupan nisbi yang nampak abadi.
Apabila nafs menyatu dalam darah pencinta, merupakan pintu
bagi-Nya tuk murka di segala arah tanpa batas.
Pahamilah! Jika pencinta merasakan manisnya nafs, sejatinya dia
dalam kefanaan hidup yang hina dalam segala wujud
kehidupan lampau, kini dan akan.
Malang, Nopember 2009.
ada lomba menarik ayah..
mungkin beminat
coba di klik di:
http://www.lombalomba.com/2009/03/sayembara-penulisan-buku-2009/